![](https://www.londoneye-tickets.com/wp-content/uploads/2025/02/system_pictures_images_b_original_01cfeff60542f2502aa72de714ad1d5711554ef4.jpg)
Manfaat Traveling Menurut Islam : Perjalanan Yang Bernilai Ibadah
Manfaat Traveling Menurut Islam : Perjalanan Yang Bernilai Ibadah
Dalam Islam, traveling bukan hanya sekadar rekreasi atau melepas penat, tetapi juga memiliki nilai ibadah dan hikmah tersendiri. Islam memandang perjalanan sebagai kesempatan untuk menambah ilmu, memperkuat keimanan, dan mempererat silaturahmi. Lalu, bagaimana travelling dalam Islam seharusnya dilakukan agar tetap sesuai dengan ajaran agama? Simak ulasan berikut!
1. Traveling dalam Islam: Bukan Sekadar Liburan
Dalam Islam, liburan menurut Islam tidak hanya sebatas hiburan semata, tetapi juga harus memiliki tujuan yang baik dan membawa manfaat. Perjalanan yang dilakukan untuk mencari ilmu, berdagang, bersilaturahmi, hingga bertafakur atas kebesaran Allah adalah contoh fiqih traveling yang sejalan dengan syariat Islam.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Katakanlah: ‘Berjalanlah di muka bumi, lalu perhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).’”
(QS. Ar-Rum: 42)
Ayat ini mengajarkan umat Islam untuk merenungi sejarah dan mengambil pelajaran dari perjalanan yang dilakukan.
2. Manfaat Traveling dalam Islam
Melakukan perjalanan dengan niat yang baik dapat memberikan banyak manfaat, di antaranya:
a. Menambah Ilmu dan Wawasan
Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)
Dengan traveling, seseorang dapat belajar tentang budaya, sejarah Islam di berbagai daerah, serta menambah pengalaman baru yang berharga.
b. Meningkatkan Rasa Syukur dan Keimanan
Ketika berkeliling ke berbagai tempat, kita akan melihat keagungan ciptaan Allah SWT. Pemandangan indah, pegunungan, lautan, dan keanekaragaman makhluk hidup menjadi bukti kebesaran-Nya.
c. Menguatkan Silaturahmi
Dalam Islam, menjalin silaturahmi sangat dianjurkan. Perjalanan ke rumah kerabat atau sahabat bisa menjadi bagian dari ibadah yang berpahala.
d. Menghilangkan Rasa Penat dan Stres
Islam tidak melarang umatnya untuk refreshing, asalkan dilakukan dengan cara yang benar. Bahkan, dalil refreshing dalam Islam dijelaskan dalam hadis:
“Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak atasmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menekankan pentingnya menjaga keseimbangan hidup, termasuk dengan beristirahat dan berlibur.
3. Adab Berlibur dalam Islam
Agar traveling tetap bernilai ibadah, ada beberapa adab berlibur dalam Islam yang perlu diperhatikan:
- Niat yang baik – Pastikan perjalanan memiliki tujuan yang jelas dan tidak melanggar syariat Islam.
- Memilih destinasi yang halal – Hindari tempat yang penuh dengan kemaksiatan.
- Menjaga ibadah – Jangan sampai perjalanan membuat kita lalai dalam salat dan kewajiban lainnya.
- Menghormati budaya setempat – Sebagai Muslim, kita harus menjadi contoh yang baik bagi orang lain.
- Bersyukur atas nikmat perjalanan – Jadikan traveling sebagai sarana untuk lebih dekat dengan Allah SWT.
Kesimpulan
Travelling dalam Islam bukan hanya sekadar liburan, tetapi juga bisa menjadi ibadah jika dilakukan dengan niat dan cara yang benar. Liburan menurut Islam sebaiknya memberikan manfaat, menambah wawasan, serta meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Dengan memahami fiqih traveling, kita bisa menikmati perjalanan dengan tetap menjalankan syariat Islam.
Semoga setiap langkah perjalanan kita menjadi berkah dan mendekatkan diri kepada Allah. Selamat berlibur dengan adab Islami!